Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Selasa, 13 Maret 2012

Indonesia- Singapura Bahas Ekstradisi


PDFPrint
Wednesday, 14 March 2012
ImagePresiden Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan PM Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Pertemuan membahas kerja sama ekstradisi kedua negara. Dalam pertemuan itu, kedua kepala pemerintahan didampingi sejumlah menteri.

BOGOR– Indonesia-Singapura kembali mematangkan kerja sama ekstradisi dan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan serta perekonomian.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, kerja sama ekstradisi yang sebelumnya sempat terhenti segera dimulai lagi dengan niat dan tujuan yang baik. ”Saya sampaikan sudah saatnya kita mulai bicarakan kembali. Kita proses kembali karena itu akan membawa manfaat riil bagi Singapura, Indonesia, dan kawasan,” ujar Presiden SBY seusai menerima PM Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Jawa Barat,kemarin. Respons dari Singapura terhadap kerja sama ekstradisi ini, lanjut Presiden, sangat baik. Singapura bersedia untuk membicarakan dengan cara pendekatan yang baik.

”Saya tentunya berharap itu bisa dirampungkan dan saya juga menyeru ketika kita sedang merampungkan atau menuntaskan itu, harapan saya dukungan politik dari bangsa ini juga kuat. Dengan demikian kita bisa meng-goal-kan apa yang menjadi keinginan kita,” tandasnya. Presiden SBY bertemu dengan Lee Hsien Loong dalam rangka Leaders Retreat RISingapura yang kedua. Dalam kesempatan tersebut, kedua kepala pemerintahan melakukan pertemuan empat mata dan memberikan pelaksanaan atas hasil pembicaraan kepada delegasi masing-masing.

Dalam kunjungannya ini, PM Lee didampingi antara lain Menteri Perdagangan Lim Hng Kiang,Menteri Pertahanan Ng Eng Hen, Menteri Luar Negeri Shanmugam, dan Menteri Negara Kanan Grace Fu. Sementara itu Presiden SBY didampingi Menkopolhukam Djoko Suyanto,Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Dalam keterangan persnya, Presiden mengatakan RI-Singapura sebelumnya pernah membicarakan perjanjian ekstradisi. Saat pembahasan hampir selesai, terjadi perubahan kondisi di Tanah Air yang hirukpikuk sedemikian rupa,termasuk politik yang semakin panas.

Akibat hal itu, pembahasan ekstradisi kedua negara menjadi tertunda. Menurut Presiden SBY,kerja sama di dalam penindakan hukum, pencarian koruptor, dan pengembalian aset negara yang dibawa lari koruptor ke negara mana pun sudah harus dilakukan tanpa harus menunggu perjanjian ekstradisi. Indonesia bisa melaksanakan kerja sama yang efektif untuk penindakan dan penegakan hukum ini, termasuk kejahatan transaksional dan korupsi dalam bentuk mutual legal assistance. Pada kesempatan itu,kedua kepala pemerintahan juga membahas tentang peningkatan kerja sama ekonomi yang semakin baik,terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.

Sementara itu PM Lee dalam sambutannya mengatakan, di tengah situasi global yang tidak menentu,semua pihak harus tetap waspada.”Saya berpikir bahwa kita hidup di dunia yang berubah dengan sangat cepat.Situasi global yang tidak menentu dan sedang terganggu seperti di Eropa dan Amerika memiliki potensi memengaruhi kita di Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Indonesia,”tandasnya. Seusai memberikan pengarahan, Presiden SBY dan PM Lee menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) dalam bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas pejabat negara.

MoU tersebut ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh serta Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar. Sementara itu dari Singapura, penandatanganan diwakili Menteri Luar Negeri K Shanmugam. rarasati syarief 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar