Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Jumat, 16 Maret 2012

TAJUK, Kenaikan BBM dan Komunikasi Pemerintah

PDF Print
Saturday, 17 March 2012
Keriuhan yang ditimbulkan oleh rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) begitu luar bisa.Ketakutan pemerintah akan respons masyarakat membuat situasi makin buruk.


Terhitung lebih dari setahun waktu yang dihabiskan pemerintah hanya untuk menghasilkan kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak. Alhasil, kebimbangan itu berakibat ketakutan pada masyarakat. Belum lagi isu ini yang menjadi bola panas yang digiring dengan apik oleh para pihak oposisi. Jadi ketika pemerintah belakangan terlihat begitu tidak nyaman dengan respons yang ditimbulkan dari rencana kenaikan harga BBM, tidak ada hidung lain yang pantas ditunjuk selain hidung pemerintah.

Semua orang yakin pemerintah pada dasarnya tidak ingin mengambil kebijakan tidak populis ini.Kenaikan ini dipadukan dengan berbagai kasus korupsi yang menjerat lingkaran dekat kekuasaan, memang bisa menjadi bahan bakar yang tepat untuk menciptakan instabilitas.Ketidakpuasan pada pemerintah akan menguat. Sedemikian khawatirnya,Menkopolkam Widodo AS sempat menyatakan bahwa ada kepentingan politik yang ingin mengudeta SBY.

Suatu pernyataan yang sebenarnya sangat kontraproduktif karena akan memberikan ketakutan pada investor yang sudah ada ataupun akan masuk ke Indonesia.Untuk level masyarakat awam,kata kudeta sama sekali tidak terpikirkan dalam kosakata pikiran sehari-hari.Pemerintah sendirilah yang menyulitkan posisinya. Dengan sedemikian reaktifnya pemerintah, citra buruk akan muncul di masyarakat umum.Mereka akan berpikir sebenarnya yang dipikirkan pemerintah bukanlah nasib riil rakyat banyak yang akan disusahkan oleh kebijakan yang diambil, melainkan hanya bagaimana cara mempertahankan empuknya kursi kekuasaan.

Jelas sekali ada kesalahan strategi komunikasi yang sangat mengganggu pada pemerintah. Sudah bukan saatnya lagi hanya berdebat mengenai perlu dan tidaknya pengurangan subsidi BBM. Penjelasan ekonomi sederhana mengenai kenaikan harga minyak serta sedikit penjelasan lanjutan mengenai Indonesia yang tak lagi menjadi raksasa energi seperti tahun 1980-an dan 1990-an akan membangun kesadaran masyarakat bahwa langkah yang diambil sangat wajar.

Sekarang saatnya berdebat mengenai mekanisme apa yang harus diambil agar tidak kian banyak warga negara Indonesia yang terjerembab ke dalam lubang kemiskinan.Sekaranglah saatnya pemerintah berbicara mengenai solusi konkret yang bisa menyelamatkan masyarakat.Jangan terkungkung pada kebijakan lipstik seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diubah namanya menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Misalnya ketika masyarakat khawatir harga sembako akan turun harusnya pemerintah menenangkan dengan meyakinkan bahwa akan disediakan dana sekian miliar atau triliun untuk mengamankan pasokan sembako dan operasi pasar. Atau ketika pengusaha berteriak bahwa kenaikan BBM akan menambah beban usaha mereka, pemerintah harus beri solusi konkret misalnya pengurangan pajak atau pemberian bantuan pinjaman dengan bunga lunak.

Bisa juga ketika rakyat di kota besar khawatir akan kenaikan biaya transportasi, pemerintah bisa saja mengumumkan menganggarkan sekian triliun rupiah untuk memperbarui sistem transportasi massal seperti KRL,bus kota,dan sebagainya. Bisa dikatakan saat ini Indonesia akan menghadapi krisis BBM. Yang dibutuhkan rakyat dari pemimpinnya ketika akan menghadapi krisis adalah solusi konkret,bukan berbagai bentuk keluhan. Para pemimpin dipilih untuk memberikan solusi,bukan untuk mengeluh.●
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/478344/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar