Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Minggu, 13 Januari 2013

PBNU Angkat Tangan soal Pilgub


Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj didampingi Bupati Madiun Muhtarom saat menghadiri seminar nasional di STAINU Madiun kemarin.
MADIUN– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat tangan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Dua kadernya Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa sama-sama ngeyel.

Kedua bersikukuh dicalonkan sebagai gubernur, bukan calon wakil gubernur Jatim. “Menurut logika Khofifah,dia yang harus jadi nomor satu (calon gubernur), Mas Saiful (Saifullah Yusuf) nomor dua (cawagub). Tapi, Mas Saiful tidak mau, katanya Mas Saiful, kan saya sudah jadi wagub masak wagub lagi,”ungkap ujar Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sesaat sebelum naik podium untuk menjadi pembicara dalam seminar nasional STAINU di Madiun,kemarin.

Said Aqil mengakui,warga besar NU memang mengharapkan kedua tokoh yang samasama pernah menjabat menteri ini bisa memimpin Jawa Timur. Karena itu ada keinginan kuat keduanya dipasangkan sebagai pasangan cagub dan cawagub pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim pada Agustus 2013. Namun sejauh ini, keduanya masih sama-sama ngotot menginginkan posisi sebagai Jatim 1 dan bukan Jatim 2. Menurut Said Aqil,sebenarnya NU dan PKB telah siap memberikan dukungan bagi keduanya. Ini dibuktikan upaya mempertemukan Khofifah dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di kantor DPP PKB pada Senin (7/1).

“Saya dan Mas Muhaimin (Muhaimin Iskandar, ketua umum DPP PKB), artinya NU dan PKB, sudah berupaya keras untuk menyatukan mereka. Satu jam mereka kami ajak bicara bersama- sama. Tapi mereka menyatakan punya ijtihad politik masing-masing,”ujarnya. Lalu apa langkah PBNU selanjutnya untuk memperjuangkan desakan warga NU? Said Aqil hanya menyatakan hanya tinggal menunggu keputusan Khofifah dan Gus Ipul.“Ya kita gak bisa memaksa.Yang penting saya dan Mas Muhaimin sudah berusaha keras untuk mempertemukan mereka.”

 ”Satu jam mereka duduk bersama, setelah itu sudah lepas kewajiban saya. Soal manut atau nggak, nurut atau nggak, kewajiban saya sudah tuntas,”ujar Said Aqil. Meski tak terlihat terlalu kecewa, Said Aqil sempat melontarkan sindiran terhadap masalah pencalonan Khofifah dan Gus Ipul.“Biasa bagi orang NU istigatsah atau tahlilan bareng- bareng, tapi begitu ijtihad politik ya masing-masing,” katanya.

Terlepas jadi tidaknya penyatuan Khofifah dan Gus Ipul, Said Aqil menyatakan bahwa yang terpenting dalam Pilgub Jatim nanti adalah prosesnya demokratis, aman serta menghasilkan gubernur yang punya legitimasi.“Gubernur yang setidaknya peduli NU, syukursyukur bisa dari kader NU meskipun memang belum ada kader NU lain yang muncul selain Khofifah dan Mas Saiful,” katanya.

Gus Ipul Gerilya

Kegagalan upaya NU dan PKB untuk menyatukan Khofifah dan Gus Ipul memang sudah terlihat. Gus Ipul rajin “bergerilya”,mengunjungi para petinggi sejumlah parpol. Pagi kemarin, Gus Ipul bertemu dengan pengurus DPW PKS Jatim. Dalam pertemuan yang dibingkai acara sarapan bareng di salah satu rumah makan di Surabaya itu,Gus Ipul bertemu dengan Ketua Koordinator Wilayah Jatim, Jateng dan Yogyakarta DPP PKS Memet Sosiandana, Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahjunianto,dan Sekretaris DPW PKS Jatim Mohammad Siroj. Menurut Siroj, pertemuan ini memang berkaitan dengan Pilgub Jatim.

Namun PKS belum menerima sinyal tegas dari Gus Ipul tentang posisinya, apakah akan kembali berduet dengan Soekarwo. “Gus Ipul memang belum terlalu membuka (diri),keputusan finalnya belum.Tapi saya yakin arahnya memang KarSa jilid II,” paparnya. Ditanya apakah PKS akan mendukung KarSa jilid II,Siroj mengatakan bahwa beberapa kali PKS menyebutkan bahwa Soekarwo dengan Gus Ipul sudah cocok dan mereka pasangan ideal. Kecocokan tersebut, dibuktikan dengan banyaknya keberhasilan dalam program kegiatan untuk masyarakat Jatim.

“Jika Gus Ipul gabung dengan Pakde Karwo (Soekarwo) ada kemungkinan PKS akan mendukung KarSa jilid II, tapi sekali lagi dengan catatan kalau Gus Ipul bergandeng renteng dengan Pakde dalam format jilid dua. Ini sudah menjadi kebijakan internal kami,” tegasnya. Lantas bagaimana jika nantinya KarSa terpaksa berpisah? Apakah dukungan PKS akan diberikan kepada Soekarwo atau Gus Ipul? Siroj mengatakan bahwa dukungan ke KarSa itu adalah salah satu dari sekian banyak pilihan PKS. Kalau tidak bisa dilaksanakan, PKS masih punya pilihan lain dan semuanya memang tidak mutlak.

Selama ini, PKS melihat bahwa kedua tokoh ini cukup bagus dan saling cocok. Sedangkan untuk mencari pemimpin daerah yang chemistry cukup sulit, banyak diantara mereka yang “pisah ranjang”. Jika antara kepala daerah dan wakilnya tidak ada chemistry maka yang menjadi korban adalah rakyat. “Tapi dukungan ini kan menjadi kewenangan DPP,jadi kami hanya mengusulkan keputusannya ada di DPP. Pak Memet juga sudah berbicara dengan Gus Ipul dan akan menyampaikannya ke DPP,” tandas Siroj.

Sementara itu Gus Ipul menyampaikan terimakasih atas dukungan yang diberikan PKS. Gus Ipul mengaku, setelah bertemu dengan DPW PAN dan DPW PKS, kedepannya juga akan bertemu dengan beberapa partai lain seperti PPP. “Ini hanya untuk menggelar silaturahmi saja,”tegasnya. Disinggung tentang rencana deklarasi KarSa, Gus Ipul tidak mau berkomentar. Namun dia mengatakan pada ulang tahun ke-4 KarSa, akan dihadirksan Opera Van Java (OVJ), grup band Unggu dan sejumlah artis lain.

Terdengar kabar bahwa deklarasi KarSa jilid II memang akan dilaksanakan bersamaan dengan ulang tahun KarSa, yaitu pada 9 Feberuari 2013.lutfi yuhandi dili eyato/lutfi yuhandi
http://www.seputar-indonesia.com/news/pbnu-angkat-tangan-soal-pilgub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar