Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Selasa, 25 September 2012

Pertumbuhan Orang Superkaya RI Tertinggi di Asia


PDFPrint
Wednesday, 26 September 2012
ZURICH — Indonesia, China, dan India menjadi tiga negara kunci yang memiliki andil besar dalam perkembangan orang superkaya di Asia.Laju peningkatan jumlah orang superkaya di Indonesia bahkan menjadi yang tertinggi di kawasan ini.

Dalam survei tahunan High Net Worth Individuals (HNWIs/Orang Kaya) yang dilakukan bank swasta asal Swiss, Julius Baer, disebutkan, pada 2015,Asia akan dihuni 2,67 juta orang superkaya dengan kekayaan total USD16,7 triliun, setara dengan Rp159.819 triliun (lihat infografis). Rata-rata pertumbuhan tahunan orang kaya Indonesia yang mencapai 25% diperkirakan menjadi yang tertinggi di seluruh Asia.Pendorong utama kenaikan orang kaya di Indonesia adalah lingkungan bisnis domestik yang terus berkembang.

Di China, pertumbuhan orang kaya didukung oleh penyeimbangan ulang aktivitas ekonomi. Di India, pertumbuhan orang kaya didorong perpindahan pekerjaan dari pertanian dan perbaikan infrastruktur. Survei, yang diumumkan dalam Wealth Report 2012 dengan fokus Asia itu mengindikasikan, orang-orang kaya di kawasan ini kebal terhadap gelombang perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terjadi saat ini. ”Itu karena perekonomian Asia yang terus tumbuh berkat permintaan domestik yang didukung pertumbuhan lapangan kerja yang pesat,” papar Julius Baer dalam pernyataan yang dikutip AFPkemarin.

Bank itu juga menyebutkan, perkiraan orang kaya untuk 2015 itu mempresentasikan kenaikan 30% dari perkiraan yang pernah dikeluarkan pada 2010. ”Perkiraan awal telah dikaji ulang. Laporan menyimpulkan bahwa risiko penurunan terhadap pertumbuhan orang kaya di Asia itu kecil,”ujar bank tersebut di situs mereka. Laporan itu meneliti pendorong munculnya orang superkaya di 10 negara dengan perekonomian paling signifikan di Asia.

Bank itu menemukan bahwa China, India dan Indonesia, menjadi negara- negara yang mampu menciptakan orang kaya. ”Laporan kekayaan Julius Baer adalah pandangan unik mengenai kekayaan, dari perbincangan kami dengan mereka yang berada di barisan depan pertumbuhan orang kaya di negara mereka,”papar CEO Julius Baur, Boris Collardi,mengenai latar belakang laporan itu. Survei ini mengamati berbagai dimensi pandangan atas kekayaan dan juga melihat seberapa besar biaya hidup mewah.

Laporan itu menyebutkan, biaya hidup mewah di Hong Kong, Shanghai, Singapura, dan Mumbai menunjukkan kenaikan harga hingga 8,8% sejak laporan terakhir. ”Ini menunjukkan bahwa jelas sekali biaya hidup mewah di Asia terus melampaui ukuran konvensional Indeks Harga Konsumen (CPI) yang terus bertahan pada rata-rata 6% untuk periode waktu yang sama,”papar laporan itu. Ekonom Unika Atma Jaya, A Prasetyantoko menilai pesatnya pertumbuhan orang kaya di Indonesia sebagai sesuatu yang wajar.

Selain karena faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas 6%, para pengusaha yang bergerak di bidang sumber daya alam juga banyak diuntungkan. Bidang ini diyakini mampu memberikan keuntungan berlipat-lipat. ”Saya kira para pengusaha sektor komoditas pertambangan yang paling banyak mendapatkan untung,”katanya,kemarin. Menurut Prasetyantoko,komoditas pertambangan selalu melahirkan orang kaya baru lantaran produknya masih bisa ditahan ketika terjadi gejolak harga.

”Misalnya kalau harga batu bara naik, masih bisa ditahan hingga beberapa waktu. Yang diperlukan hanya mekanisme internalisasi perusahaan. Berbeda dengan komoditas lain, misalnya komoditas pangan, itu memiliki masa waktu yang terbatas untuk disimpan,” ucapnya. Prasetyantoko menambahkan, jumlah orang kaya baru di Asia, bisa bertambah jika pertumbuhan ekonomi tetap stabil berada di atas 6%. ”Kalau stabilitas makro terjaga. Saya kira Indonesia masih tetap tertinggi di Asia melahirkan orang kaya baru.

Apalagi kalau melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi kita yang dicanangkan pemerintah minimal 6,8% di 2013,”ungkapnya. Pakar pemasaran Yuswohady menilai orang superkaya di Indonesia awalnya memiliki basic sebagai pengusaha menengah. Pascareformasi, mereka menunjukkan kepiawaian dalam mengembangkan bisnis. ”Kita lihat tingginya permintaan konsumsi dalam negeri kita. Belum lagi permintaan terhadap komoditas sumber daya alam kita yang besar,”paparnya. alvin/ chindya citra/ichsan amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar