Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Rabu, 19 Oktober 2011

Kekayaan Indonesia USD1,8 T

Thursday, 20 October 2011
JAKARTA– Credit Suisse Research Institute mengumumkan jumlah kekayaan Indonesia meningkat USD420 miliar selama periode Januari 2010-Juni 2011, menjadikan nilai total kekayaan mencapai USD1,8 triliun (Rp15.912 triliun). 
Angka tersebut sekaligus menempatkan Indonesia dalam 20 negara kontributor tertinggi kekayaan global yang melonjak 14% dari USD203 triliun pada Januari 2010 menjadi USD231 triliun pada Juni 2011. 

”Terjadi perubahan radikal dalam tatanan ekonomi dunia di mana pasar negara-negara berkembang merupakan pemicu vital bagi pemulihan global dan menjadi mesin pertumbuhan utama kekayaan dunia,” ungkap Chief Executive Officer Asia Pacific Credit Suisse Osama Abassi dalam laporan tersebut. Berdasarkan Laporan Kekayaan Global Edisi Kedua ini, Asia Pasifik mengukuhkan diri sebagai kontributor penting dalam pertumbuhan kekayaan dunia.Jumlah kekayaan rumah tangga di Asia Pasifik mengalami peningkatan sebesar 23% dari USD61 triliun pada Januari 2010 menjadi USD75 triliun pada Juni 2011.

China, Jepang, Australia, dan India termasuk dalam enam negara kontributor utama terhadap akumulasi kekayaan global ini. Di sisi lain total pertumbuhan kekayaan di Amerika Utara dan Eropa pada periode yang sama masing-masing hanya 9,2% dan 4,8%. Kondisi ini menggambarkan terjadinya pergeseran kekuatan ekonomi dunia dari negara maju ke negara berkembang. “Hal ini merupakan masa perubahan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Konfigurasi ulang dari tatanan ekonomi dunia saat ini sedang mengambil alih,” lanjut Osama.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa kekayaan per orang dewasa meningkat 9% dari USD46.600 pada Januari 2010 menjadi USD51.000 pada Juni 2011 di mana pertumbuhan tertinggi terdapat di Amerika Latin, Asia,dan Afrika. Dalam kurun waktu lima tahun mendatang,kekayaan global diperkirakan akan meningkat hingga 50% menjadi USD 345 triliun dan kekayaan perseorangan akan meningkat 40% hingga mencapai USD70.700. Salah satu faktor pendorongnya adalah pertumbuhan di pasar negara-negara berkembang.
 

Laporan menemukan bahwa pasar negara-negara berkembang memiliki cakupan yang cukup luas untuk meningkatkan kekayaan perseorangan dikarenakan rasio aset keuangan bersih terhadap pendapatan mereka dan rasio utang terhadap pendapatan mereka yang lebih rendah dibandingkan dengan perekonomian yang maju. Global Head of Research for Private Banking and Asset Management Credit Suisse Giles Keating meyakini peningkatan kekayaan tersebut akan memicu tren baru dalam perilaku konsumsi dan investasi di Asia.
 

“Semakin tingginya tingkat utang perseorangan di Eropa dibandingkan Asia diikuti dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan kekayaan di Asia dibandingkan Eropa,menyiratkan adanya ruang untuk kerja sama guna membantu mengatasi krisis utang Eropa,”kata dia. Pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya,A Prasetyantoko, mengungkapkan, kenaikan kekayaan Indonesia erat kaitannya dengan kondisi perekonomian nasional. Stabilitas ekonomi Indonesia yang relatif lebih baik dibandingkan negara lain turut serta mendorong meningkatnya taraf hidup dan penghasilan masyarakat Indonesia.

”Korelasinya seperti itu, ada hubungan dengan kondisi perekonomian kita,”ujar Prasetyantoko kepada SINDO,kemarin. Meskipun meningkatnya kekayaan dunia ditopang sepenuhnya dari negara berkembang, namun kondisinya tidak sama antara negara berkembang yang satu dengan yang lain. Indonesia yang masuk jajaran 20 besar penyumbang kekayaan dunia,cukup memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara Asia lain, bahkan negara maju.
 

wisnoe murti/ ericson sihotang/Rtr/chindya citra
_Laporan terbaru yang dirilis oleh Credit Suisse mengingatkan akan laporan Bank Dunia yang juga menyebutkan bertambahnya jumlah kelas menengah ke atas di Indonesia yang juga meningkat cukup signifikan.  
 http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/437366/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar