Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Minggu, 01 Juli 2012

Makna Eksoterik Ashabul Kahfi (2)


Jumat, 29 Juni 2012, 22:44 WIB
msm.cam.ac.uk
Makna Eksoterik Ashabul Kahfi (2)
Gua Ashabul Kahfi di Yordania.

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Ketiga, akal teoretis (al-‘aql al-nadzari), yaitu akal dalam tingkatan lebih tinggi yang dalam perspektif filsafat Aristoteles yang juga banyak diikuti oleh para filsuf Muslim disebut akal ke-10.

Keempat, akal praktis (al-‘aql al-amali), yaitu bagian dari akal ke-10 yang tingkatannya lebih merupakan implementasi dari potensi akal teoretis tadi.

Kelima, pemikiran (al-fikr), yaitu logika atau rasio yang sehari-hari digunakan untuk menganalisis berbagai persoalan kehidupan nyata manusia.

Keenam, rahasia yang dalam (al-sirr) ialah misteri yang amat dalam di dalam diri manusia yang meskipun berada di dalam diri, teramat sulit untuk mengaksesnya.

Ketujuh, rahasia yang paling puncak, bahkan sudah tersembunyi (al-akhfa) yang biasa juga disebut dengan rahasia dari segala rahasia (sir al-asrar). Diperlukan mujahadah dan berbagai riyadhah untuk mengungkap dan memahami kedua unsur yang disebutkan terakhir.

Gua tempat tidur mereka sekian lama sesungguhnya tidak lain adalah badan manusia itu sendiri. Gua yang dirasakan amat luas bagi ketujuh substansi tersebut dipahami sebagai lokus bagi ketujuh sosok Ashabul Kahfi di atas.

Kata “matahari” (al-syams), “terbit” (thala’at), “condong” (tazarauh), “gua” (al-ghar), “sebelah kanan” (al-syimal), sebelah kiri” (al-yamin), “terbenam” (garabat), “tempat yang luas” (fajwah), “petunjuk (al-hudan)”, “kesesatan” (al-dhalal), dan “pemimpin” (al-wali) dalam ayat 17 di atas diartikan secara eksoterik oleh Kasyani.

Penjelasan sejumlah kata kunci tersebut di atas, Kasyani lebih menekankan pada pemahaman eksoterik. Berikut uraian Kasyani sebagaimana dikutip oleh Murata, “Dan, Engkau melihat matahari.” Yaitu, dengan penuh kesadaran roh ketika terbit, yaitu naik dengan jalan terpisah dari bungkusan-bungkusan biologis.”

“Lambang yang paling tepat ialah condong dan berpaling melalui cintanya dari gua mereka, badan ke sebelah kanan, arah dunia kesucian. Inilah arah dari amalan-amalan kebaikan yang penuh cinta. Perbuatan-perbuatan baik dan berbagai kepatuhan dan ketaatan. Itu adalah jalan-jalan kebenaran sebab mereka adalah orang-orang di sisi kanan.”

“Dan bila terbenam, yaitu ketika roh tenggelam di dalam badan dan menjadi terselubung olehnya, ia menjadi tersembunyi oleh kegelapan badan kutukan-kutukan. Keterputusan dan perceraiaan “para penghuni gua” membuat cahaya roh mati, sebab mereka condong ke sebelah kiri, ke arah jiwa."
"Inilah jalan dari amalan-amalan buruk sehingga orang-orang itu menjadi terserap dalam tindak ketidakpatuhan, amalan-amalan buruk, kejahatan-kejahatan, sifatsifat moral yang jelek, dan jalan orang yang tak beriman, yaitu orang-orang di sisi kiri.”
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/06/29/m6dye8-makna-eksoterik-ashabul-kahfi-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar