Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Minggu, 01 Juli 2012

Makna Eksoterik Ashabul Kahfi (3-habis)


Jumat, 29 Juni 2012, 23:50 WIB
panoramio.com
Makna Eksoterik Ashabul Kahfi (3-habis)
Gua Ashabul Kahfi di Yordania.

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
“Sedangkan, mereka berada di tempat yang cukup luas dalam gua itu. Dengan kata lain, mereka berada di lapangan permainan yang luas dari badan mereka yang merupakan kedudukan jiwa dan fitrah. Sebab, di dalam badan ada tempat yang cukup luas di mana cahaya roh tidak mencapai mereka.”

“Hendaklah kamu ketahui bahwa wajah hati yang dipalingkan pada roh mendapatkan cahaya dari cahaya roh dan disebut “akal”. Ia mendorong menuju kebaikan dan merupakan tempat ke mana ilham malaikat dapat masuk.”

“Wajah hati yang dipalingkan ke arah jiwa itu menjadi gelap melalui kegelapan dari sifat-sifatnya. Itu dinamakan “dada”. Itulah tempat setan berbisik, seperti firman-Nya, “Yang membisikkan di dada manusia.” (QS. An-Naas: 5).

Ketika roh bergerak dalam hati berpaling kepadanya melalui wajah ke arah roh, hati menjadi bersinar dan kuat melalui indra akal yang mendorong dan menyebabkan kerinduan kepada kesempurnaan. Maka, ia cenderung kepada kebaikan dan kepatuhan.

Namun, ketika jiwa itu digerakkan dan hati berpaling kepadanya melalui wajah ke jiwa, ia menjadi gelap dan terselubung dari cahaya roh. Akan menjadi gelap dan cenderung pada kejahatan dan ketidakpatuhan. Dalam keadaan ini, malaikat mencari jalan masuk melalui ilham dan setan melalui bisikan.

Tafsir eksoterik Sunni

Pemahaman eksoterik bukan hanya dilakukan ulama Syiah atau yang condong ke Syiah seperti Kasyani, melainkan juga kalangan ulama Sunni banyak melakukannya. Sebagai contoh, Imam Al-Ghazali yang lebih dikenal dengan Hujjatul Islam, yang menulis berbagai buku seperti Ihya ‘Ulum al-Din, Ghazali memahami kata anjing dalam Alquran dan hadis sebagai simbolik.

Menurut dia, kata anjing dalam hadis Nabi, “Tidak akan masuk malaikat ke dalam rumah yang tuannya memelihara anjing.” Ini berbeda dengan penafsiran secara eksoterik yang selalu menyatakan anjing itu najis dan binatang yang haram dimakan.

Namun, menurut Imam Al-Ghazali, memahami anjing itu sebagai simbol kerakusan dan ketamakan. Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah orang-orang yang memelihara anjing. Maksudnya, orang-orang yang memelihara kerakusan dan ketamakan di dalam dadanya tidak akan pernah masuk ke dalam hati yang rakus dan tamak.

Kisah Ashabul Kahfi secara eksoterik jangan diperhadap-hadapkan dengan pemahaman eksoterik masyarakat karena sejauh ayat atau hadis yang memungkinkan untuk dipahami secara eksoterik, dapat saja dilakukan asal tidak menabrak substansi ayat dan hadis lain. Wallahua’lam.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/06/29/m6dzyi-makna-eksoterik-ashabul-kahfi-3habis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar