Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Rabu, 04 April 2012

Isu Penamparan Jangan Kaburkan Kasus Narkoba


PDFPrint
Thursday, 05 April 2012
ImageMenkumham Amir Syamsuddin (tengah) didampingi Irjen Kemenkumham Sam L Tobing (kanan) dan Dirjen Pemasyarakatan Sihabudin (kiri) memberikan keterangan pers, di Jakarta, kemarin, terkait kontroversi inspeksi mendadak di Lapas Pekanbaru.

JAKARTA – Kontroversi dugaan penamparan oleh WakilMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana terhadap sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru, Riau, jangan sampai mengaburkan substansi masalah peredaran narkoba di lapas.

Negara harus terus berupaya mengusut peredaran barang haram tersebut. “Saya sepakat negara jangan kalah melawan narkoba. Bukan kali ini saja peredaran narkoba di lapas terbongkar,” ungkap Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR Arwani Thomafi di Jakarta kemarin. Dia mengajak semua kalangan untuk mendukung terobosan- terobosan pemberantasan narkoba. Meski demikian, Arwani berharap kasus dugaan penamparan yang dilakukan Denny Indrayana kepada sipir Lapas Pekanbaru diusut tuntas. Ini mengingat bukan zamannya lagi pejabat bersikap arogan terhadap bawahan.

“Kalau memang penamparan itu terjadi,silakan korban sebaiknya melapor ke polisi karena ini sudah masuk ranah kriminal (penganiayaan). Saat ini kita serahkan pada proses internal untuk mengungkap fakta yang sebenarnya,”katanya. Seperti diberitakan, Wamenkumham Denny Indrayana harus berhadapan dengan bawahannya. Ini terkait dengan tudingan penamparan yang dia lakukan terhadap pegawai Lapas Kelas IIA Pekanbaru,Riau, saat melakukan sidak pada Senin (2/4) dini hari. Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan Denny dan reaksi keras pegawai lapas diungkapkan Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sihabudin.

Kepada wartawan, dia mengaku menerima surat protes dari Lapas Pekanbaru yang meminta keadilan. Para pegawai lapas merasa sakit atas kejadian yang menimpanya karena mereka sudah bekerja sesuai prosedur. Atas tudingan itu,Denny telah membantah. Dia menegaskan tidak menampar dan memukuli sipir Lapas Pekanbaru, Darso Sihombing dan Khoiri, saat melakukan sidak di lapas tersebut.Namun,Denny membenarkan ada insiden pemukulan terhadap sipir penjara. Ketua Gerakan Nasional Antinarkoba (Granat) Marwan Ja’far berharap upaya serius pemerintah memberantas peredaran narkoba, termasuk di lapas, tidak berhenti.

Negara jangan sampai kalah melawan peredaran narkoba di TanahAir. Ketua Fraksi PKB DPR ini menegaskan, narkoba saat ini sudah menjadi rezim ekonomi global.Di Amerika Latin mafia narkoba bahkan sudah menjadi rezim politik di samping rezim ekonomi.“Itu sebabnya ini harus menjadi musuh bersama. Negara jangan sampai kalah dengan mafia narkoba. Negara harus serius berantas peredarannarkobaini,termasuk di lapas-lapas.” ”Kita dukung upaya pemberantasan ini,” ungkapnya. Anggota Komisi III DPR Indra mendukung pembentukan tim pencari fakta (TPF) untuk mengusut insiden penamparan sipir di Lapas Pekanbaru.

Ini demi menjernihkan isu penamparan yang dilakukan Denny Indrayana. Meski demikian, terlepas benar atau tidak insiden itu,dia sangat mendukung upayaupaya pembenahan lapas yang dilakukan Wamenkumham. Sudah menjadi rahasia umum bahwa reputasi lapas dan rumah tahanan (rutan) di Indonesia sangat buruk.

Bekukan MoU

Di bagian lain, merespons insiden kekerasan di Lapas Pekanbaru, Menkumham Amir Syamsuddin sementara waktu membekukan nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait penindakan narkoba. Menurut dia, pembekuan ini untuk menetapkan standar operasi baku pemberantasan narkoba.

“Saya akan bertemu dulu dengan kepala BNN dan agar punya standar operasi yang jelas terkait penindakan. Tidak bisa niat yang baik, tapi terkesan tidak percaya aparat, khususnya aparat lapas,” kata Amir saat jumpa pers di Kantor Kemenkumham Jakarta kemarin. Pembekuan MoU dengan BNN demi mencegah kejadian di Lapas Pekanbaru terulang.

Selain itu, pembekuan tersebut juga untuk mendapatkan fakta yang jelas soal kejadian di Pekanbaru tersebut. Pada kesempatan tersebut politikus Partai Demokrat ini mencium ada gerakan yang berniat membesar-besarkan dugaan insiden penamparan terhadap sipir. Gerakan ini bertujuan mengalihkan perhatian dari isu peredaran narkotika dan obat terlarang di lapas. “Satu hal yang melukai dan memprihatinkan, seakan-akan insiden di Pekanbaru suatu upaya untuk mengganggu kegiatan Kemenkumham dalam pemberantasan peredaran narkoba di lapas,”ungkap Amir.

Adapun Denny Indrayana kembali menegaskan bahwa penjara memang menjadi sarang persembunyian bandar narkoba. Hal tersebut bisa dilihat dari masih maraknya transaksi barang haram itu di balik penjara. ● radi saputro/nurul huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar