Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Rabu, 16 Mei 2012

FPI sampai Istana Ributkan Lady Gaga


PDF Print
Wednesday, 16 May 2012
JAKARTA– Di tengah ramainya pemberitaan kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100, masyarakat kita masih sempat meributkan rencana konser penyanyi kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Lady Gaga.


Lady Gaga, yang bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta, berencana manggung pada 3 Juni di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Namun rencana konser ini diributkan banyak pihak, mulai dari menteri, istana,musisi sampai Front Pembela Islam (FPI).

Yang menarik, beberapa bulan sebelum konser,puluhan ribu tiket sudah ludes.Kontroversi penyanyi kelahiran New York,28 Maret 1986 ini kembali hangat setelah polisi mengisyaratkan tak akan mengeluarkan izin pertunjukan. Pihak kepolisian pun belum secara tegas mengatakan pembatalan konser bertajuk The Born This Way Ball. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto hanya mengatakan polisi tidak memberikan rekomendasi konser Lady Gaga.

Menurut dia,hingga kini penyelenggara tidak melayangkan surat pengadaan kegiatan acara keramaian. Rikwanto mengatakan, alasan polisi tidak memberikan rekomendasi karena beberapa pihak seperti MUI, FPI, Fraksi PPP dan Fraksi PKS di DPR, serta Lembaga Adat Besar Republik Indonesia menolak kehadiran Lady Gaga di Tanah Air. “Dibatalkan itu jika sudah ada surat yang masuk, nyatanya hingga kini tidak ada surat. Jadi ini lebih pada antisipasi keamanan,” kata Rikwanto menegaskan pernyataannya kemarin.

Beberapa pihak yang menolak Lady Gaga menganggap penampilan penyanyi itu di tiap konsernya selalu mempertontonkan erotisme.Selain itu, lirik-lirik lagu Lady Gaga juga tidak menunjukkan budaya Indonesia karena penyanyi dengan julukan Poker Face ini dianggap penganut setan. Pengamat musik Denny Sakrie menilai penolakan aksi panggung Lady Gaga di Indonesia bukan hal yang harus dipersoalkan. Di sejumlah negara seperti Korea Selatan atau Hong Kong pun pelantun tembang Just Dance ini dicekal. “Cuma pertanyaannya, kenapa baru sekarang ini,setelah waktu konsernya tinggal hitungan hari,setelah penjualan tiket habis?”kata Denny.

Penolakan yang dilakukan di Indonesia juga terbilang keras, karena sifatnya mengancam dengan kekerasan. Di negara lain,penolakandilakukandamai. Denny tidak memungkiri jika penampilan Gaga seksi dan kerap membawa simbol agama saat manggung. “Makanya banyak yang menolak. Tapi itu tidak berpengaruh pada perkembangan musik Indonesia dan kedatangan musisi dunia. Karena memang tidak ada kaitannya.Kecuali, Indonesia memang dinyatakan tidak aman (travel warning), seperti pada 2002 sampai 2006, maka tidak ada yang berani ke Indonesia,”urainya.

Pengamat musik Bens Leo tidak melihat ada yang salah pada lagu-lagu Lady Gaga, termasuk video klip atau gambargambar dalam sampul albumnya. Selama lima tahun belakangan justru banyak orang di dunia, termasuk Indonesia, mengapresiasi musiknya. ”Banyak musisi yang terinspirasi musik Gaga.Ada lima Grammy Awards yang diperolehnya. Belum lagi penghargaan lain,”katanya.Menurut Bens, jika penampilan Gaga dianggap kontroversial, seperti berpakaian seksi, itu bisa dikompromikan. Sebab, banyak musisi dunia yang bisa mengikuti aturan ketika menggelar konser di negara lain.

“Kita tahu banyak klip Janet Jackson yang tampil seksi.Tapi ketika datang ke Jakarta dia bisa menyesuaikan penampilan dan itu dikompromikan,” ujarnya. Pencekalan yang dilakukan organisasi-organisasi kemasyarakatan di tengah jalan hanya akan merugikan Indonesia ke depan. Bens mengajukan alasan, musisi yang dicekal kali ini adalah musisi yang tengah mendapat sorotan dunia. Sebelumnya Ketua FPI Habib Riziq mengatakan bahwa pihaknya menolak konser Lady Gaga.“Karena kita sudah pelajari betul siapa dan bagaiman Lady Gaga,”ungkap Riziq beberapa waktu lalu.

Istana Negara pun mengaku menerima surat dari ormas terkait penolakan konser LadyGaga. Namun surat tersebut tidak sampai ke meja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hanya sampai ke Sekretariat Negara.“Surat tidak ditunjukkan ke Presiden. Saya belum pernah melihat surat itu di meja Presiden.Surat itu tidak masuk di level Presiden, tidak perlu sampai ke Presiden. Surat itu masuk ke Setneg, sudah menerima,” ujar Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada okezone.com kemarin. Namun, lanjut Julian, Setneg mengembalikan surat tersebut ke Polda Metro Jaya.

Menteri Dalam Negeri kemarin berdalih pemerintah harus melindungi segenap bangsa Indonesia. “Untuk mencegah itu, pemerintah harus mengambil tindakan-tindakan daripada banyak mudaratnya.Maka kepolisian saya hormati. Saya kira itu langkah yang baik,”ujar Gamawan.Penolakan terhadap konser ini,menurut Gamawan, bukan karena desakan ormas tertentu.Menurutnya,suara penolakan dari banyak pihak. Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo menyatakan Polda Metro Jaya sudah mempertimbangkan pelarangan.

Hal itu dilakukan setelah melalui evaluasi mendalam. ”Kapolda Metro sudah mengkaji itu. Sekali lagi, semuanya berangkat dari evaluasi,”tutupnya. Beberapa musisi kenamaan Tanah Air pun urun rembuk soal kontroversi ini. Musisi senior Iwan Fals melalui akun twitter-nya juga mempertanyakan pelarangan konser Lady Gaga. Melalui akun @iwanfals penyanyi yang juga pernah dilarang menggelar beberapa konser ini berkicau,“Kenapa Lady Gaga dilarang?” Salah seorang juri Indonesian Idol 2012, Dhani Ahmad, lebih keras lagi dalam menanggapi kontroversi ini.

Sama seperi Iwan Fals,melalui akun twitter di @ahmaddhaniprast dia berkicau, “Sama Lady Gaga aja takut....Pocong dan kuntilanak lebih serem....Dasar penakut.” President Director Big Daddy Entertainment,Michael Rusli, promotor yang mendatangkan Lady Gaga ke Jakarta, menjelaskan bahwa penyanyi itu sangat tertarik datang ke sini karena konser di Jakarta adalah konser terbesar di Asia. Mengenai kontroversi busana Michael menuturkan, salah seorang fashion director Lady Gaga sudah sempat berkunjung ke Indonesia.

“Saya enggak tahu dia (fashion director Lady Gaga) ngapain, mungkin lagi lihat rancangan baju di Indonesia,” ujar Michael. ● tedy ahmad/ ridwansyah/okezone 
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495250/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar