Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Kamis, 28 Juni 2012

Drama Kosmik Menurut Al-Kasyani (3)



Kamis, 28 Juni 2012, 11:37 WIB
Blogspot.com
  
Drama Kosmik Menurut Al-Kasyani (3)
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Makna pohon (al-syajarah) di dalam ayat, B“Dan kami berfirman, ‘Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu dalam surga dan makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa saja kamu berdua sukai dan janganlah kamu hampiri pohon ini, (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu dari golongan orang yang zalim’.”(QS. Al-Baqarah: 35). 

Ialah faktor pengecoh dalam bentuk kesenangan biologis, yaitu bukan makanan spiritual berupa hikmah dan makrifat. Pemenuhan kebutuhan biologis sama artinya mengaburkan cahaya batin. 

Itulah sebabnya Allah SWT menutup ayat ini dengan fatakuna min al-dzalimin(maka akan menjadilah kamu dari golongan orang yang zalim). Kata al-dzaliminjamak dari dzulm berari kegelapan, yakni orang yang meninggalkan cahaya kemudian larut di dalam kegelapan. 

Dalam suasana kegelapan tanpa cahaya petunjuk anak manusia itu melepas pakaiannya masing-masing karena tidak kuasa lagi menolak godaan setan sebagaimana dalam ayat, “Setelah itu maka setan membisikkan (hasutan) kepada mereka berdua supaya (dapatlah) ia menampakkan kepada mereka akan aurat mereka (yang sekian lama) tetutup dari pandangan mereka, sambil berkata, ‘Tidakkah Tuhan kamu melarang kamu daripada (menghampiri) pohon ini, tetapi (karena ia tidak suka) kamu berdua menjadi malaikat atau men jadi dari orang-orang yang kekal (selama-lamanya di dalam surga)’. (QS. Al-A’raf: 20).

Dalam suasana kegelapan dan tanpa pakaian maka keduanya terjadi puncak pelayanan kesenangan biologis dan pada waktu bersamaan hilanglah kontrol cahaya batin dan pada akhirnya terjadilah peristiwa kejatuhan itu sebagaimana dijelaskan di dalam Alquran. 

“Dengan sebab itu dapatlah ia menjatuhkan mereka berdua (ke dalam larangan) dengan tipu dayanya. Setelah mereka memakan (buah) pohon itu, terbukalah kepada mereka berdua aurat masing-masing dan mereka mulailah menutupnya dengan daun-daun (dari) surga. Serta Tuhan mereka menyeru kepada mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kamu bahwa setan itu adalah musuh kamu yang nyata?”

Setan yang membujuk dan pohon sebagai objek godaan membuat mereka jatuh ke dalam kelekatan dengan tabiat alamiah atau intuisi indrawi berupa kenik matan lahiriah. Akibatnya, mereka takluk di bawah pengaruh hasrat itu dan mereka terpaksa harus merasakan akibatnya. 

Allah berfirman, “Turunlah kamu semuanya dengan keadaan setengah kamu menjadi musuh bagi setengah yang lain dan bagi kamu disediakan tempat kediaman di bumi dan juga diberi kesenangan hingga ke suatu ketika (mati). Di bumi itu kamu hidup dan di situ pula kamu akan dikeluarkan (dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat ).” (QS. Al- Baqarah: 24-25).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar