Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Selasa, 12 Juni 2012

Jaya Komara, Pendiri Koperasi Langit Biru yang Bawa Kabur Uang Nasabah Rp 6 Triliun Lebih



Keberadaan Jaya Komara, 50, pendiri Koperasi Langit Biru (KLB) di Kabupaten Tangerang masih misterius. Pasca ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan uang nasabah KLB, tidak ada satupun yang mengetahui keberadaannya. Diperkirakan uang nasabah yang dia bawa kabur lebih dari Rp 6 triliun. Seperti apa sosoknya? KING HENDRO ARIFIN, TANGERANG Sosoknya dikenal pendiam oleh warga di Perum Bukit Cikasungka, Desa Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Selain itu, dia dikenal sebagai ustadz cerdas dan suka berderma. Warga percaya anak asuh pria ini memiliki ratusan anak asuh fakir miskin. Hal itu membuat warga percaya seratus persen atas tawaran kerjasama investasi daging. ”Ustadz Jaya datang ke sini sekitar tahun 2005,” kata Suhardiman, mantan Ketua RW 09, Perum Bukit Cikasungka.
Pertama datang ke daerah itubersama istri, pria berperawakan pendek ini menghuni sebuah rumah kosong yang sudah sangat usang tepat berada di blok Blok ADF. Setiap hari untuk mencukupi kebutuhan hidup, Jaya berkeliling ke beberapa daerah menjual jasa pijat dan jual obat urut.
Di pagi buta, Jaya sudah keluar rumah berjalan kaki menggendong tas jinjing berisi obat gosok. Dia juga menawarkanjasa urut bagi warga. Tidak hanya menggantungkan kehidupan sebagai tukang urut keliling dan penjual obat gosok, JK juga rela berpanas-panasan menggarap lahan kosong di sekitar tempat tinggalnya.
Lahan kosong itu bersama sang istri ditanami tumbuhan produktif singkong, cabai dan kangkung. Sayur-sayuran itu dijadikan lalapan untuk memenuhi kebutuhan makan istri dan ketujuh anaknya. "Saya dulu pernah diurut dia," ucap Suhardiman. Aktivitas Komara yang lain adalah mengisi ceramah di masjid-masjid sekitar. Suka berpakaian gamis dan pakai sorban, Jaya Komara mampu meyakinkan dirinya sebagai pemuka agama hingga mendapat julukan 'ustadz' dari masyarakat sekitar.
"Dia bisa mengaji, ceramahnya juga mengena di hati. Mungkin itu sebabnya dia dijuluki ustadz," kata Taufan, warga yang menjadi tetangga sekaligus korban penipuan Jaya. Dikatakan, Jaya Komara juga kerap mengisi kegiatan ceramah dan tabligh akbar di sejumlah tempat. Kegiatan ceramah ini dilakoni sejak 2003 atau mulai awal ia menempati rumah di Bukit Cikasungka.
"Pak Ustad juga sering ceramah hingga ke Jakarta, jamaahnya ribuan," tambahnya. Barulah pada 2011, kehidupan Jaya Komara berubah drastis. Ustadz yang sudah dikenal luas oleh masyarakat ini merintis usaha investasi daging dan mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama PT Trasindo Jaya Komara. Investasi daging itu sendiri lebih kepada tabungan.
Daging itu dapat diambil oleh para investor menjelang Lebaran. ”Jadi investasi daging itu mirip arisan. Namun, ini berjangka dan baru diambil untuk Lebaran. Itu setahu saya. Soal bagaimana tiba-tiba jadi ribuan yang menjadi nasabah Pak Ustadz, saya kurang tahu,” kata Suhardiman. Keyakinan Suhardiman, koperasi yang dikelola JK berkembang pesat karena sosoknya yang dikenal ulet, penceramah yang baik dan dalam bermasyarakat sangat perhatian.
Karena itu juga koperasi yang dia pimpin di masyarakat sekitar sini langsung tersosialisasi dengan baik, dari mulut ke mulut. "Dari investasi daging itu, akhirnya Ustadz JK mendirikan sebuah koperasi berbadan hukum yakni KLB. Karena memang sangat banyak peminatnya,” kata Suhardiman. Terakhir, diketahui jumlah nasabah Jaya mencapai angka 125 ribu orang lebih.
Setiap investasi nasabah mendapat imbalan sisa usaha yang menggiurkan. Jauh lebih besar dari bunga bank. Misalnya, untuk investasi 100 Kg daging senilai Rp 9,2 juta, per bulan nasabah bias mendapat keuntungan Rp 1,7 juta. Sungguh sangat menggiurkan siapa saja yang mendengarnya. Sekitar dua tahu merintis ‘usahanya’, modal yang dikeruk Jaya berlipat ganda.
Bahkan, nasabah yang mendapat keuntungan tersebut banyak yang tidak mengambilnya. Namun, diserahkan lagi ke koperasi milik Jaya tersebut dengan harapan keuntungannya menjadi berlipat ganda. Namun, siapa sangka setelah modal triliunan rupiah diraup, dia malah menghilang bersama sanak saudaranya. Para nasabah pun kebingungan meminta keuntungan dan modalnya. Bahkan, ada nasabah yang menyetor hingga Rp 250 juta. “Kelihatannya taat beribadah. Ternyata kami ditipu,” kata Ade Abdullah, investor yang berasal dari daerah Karawang.
”Uang nasabah triliunan dibawa kabur. Saya saja kena tipu Rp32 juta dari jumlah jaringan 32 orang di Karawang yang saya ajak berinvestasi di sini,” terang Ade Abdullah. Menurutnya, harus ada ketua KLB baru untuk menutupi utang koperasi karena ulah Jaya Komara. Ketua KLB terpilih Hasanuddin menegaskan dalam waktu seminggu ke depan sebagai ketua KLB baru terpilih pihaknya berkomitmen akan menyelamatkan sejumlah aset yang dimiliki KLB. Mulai dari tanah, gedung, mobil, sepeda motor, sejumlah mesin, dan pabrik pasir besi yang ada di wilayah Pangandaran, Bogor.
“Aset itu akan kami gunakan untuk membayar uang nasabah,” pungkasnya. Seperti diketahui, heboh penipuan Jaya mulai tercium saat ribuan nasabah menjarah kantor KLB, beberapa pekan lalu. Sejak aksi penjarahan pertama terjadi, hingga saat ini Jaya dengan istri dan anak-anaknya tidak diketahui keberadaannya. Koperasi Langit Biru beroperasi berdasar Akta Notaris Winda Wirata No 24 tanggal 9 April 2011. Akta tersebut dikeluarkan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, 20 Juli 2011. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar