Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Selasa, 15 Januari 2013

Insiden Daming dan Panggung Politikus



2
Headline
Muhamad Daming Sunusi - IST
Oleh: R Ferdian Andi R
nasional - Selasa, 15 Januari 2013 | 21:54 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Dua hari terakhir ini ruang publik disesaki polemik pernyataan calon Hakim Agung Muhamad Daming Sunusi di depan Komisi III DPR. Di saat bersamaan, para politikus pun memanfaatkan Daming sebagai panggung.
Jawaban calon hakim agung Muhamad Daming Sunusi saat menjawab pertanyaan anggota DPR Andi Anzhar "Pemerkosa dan korban sama-sama menikmati" berbuntut panjang. Hampir semua fraksi di parlemen pagi-pagi menginstruksikan agar kadernya di Komisi III DPR tidak memilih Daming.
Sejumlah pimpinan DPR dan pimpinan fraksi kompak meminta kadernya di Komisi III DPR untuk tidak memilih Daming Sunusi sebagai Hakim Agung. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menilai pernyataan Daming tidak pantas terucap dalam forum resmi uji kelayakan dan kepatutan calon hakim agung.
"Daming tidak layak menjadi hakim agung. Saya meminta FPDIP agar tidak memproses menjadi hakim agung. Saya juga sudah komunikasikan juga dengan fraksi-fraksi lain," kata Pramono di gedung DPR Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (15/1/2013).
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang menilai pernyataan Daming tidak pantas dan tidak bisa diterima. Ia juga menilai pernyataan Daming melukai rasa keadilan publik. "Pendapatnya sangat tidak bisa diterima," tegas Priyo.
Hanya saja, Priyo menyebutkan pernyataan Daming sebaiknya dibiarkan menjadi bagian dari jejak rekam Komisi III untuk menentukan pilihannya dalam menentukan calon hakim agung. "Biarkan itu berproses alamiah saja. Pendapat yang bersangkutan masuk dalam rekam jejak integritas dari semua penilaian di komisi III," cetus Priyo.
Namun, usia pernyataan Priyo itu tak berlangsung lama. Dua jam berselang ia memberi pernyataan yang lebih keras. Priyo meminta agar Daming tidak dipilih sebagai Hakim Agung oleh Komisi III DPR.
Fraksi-fraksi di DPR setali tiga uang, seperti Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PKS, Fraksi Hanura kompak menyerukan kadernya di Komisi III untuk tidak memilih Daming. Alasannya, pernyataan Daming tak layak disampaikan calon hakim agung. "Jadi instruksi kami adalah tadi dicoret (Daming) sebagai calon hakim agung. Kedua, dihukum dengan dilaporkan ke MA," tegas Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid.
Sekretaris Fraksi Hanura Saleh Husin juga menegaskan Fraksi Hanura dipastikan tidak akan memilih Daming sebagai Hakim Agung dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR. "Kami pastikan Fraksi Hanura akan menolak yang bersangkutan untuk dipilih menjadi hakim agung," tegas Saleh.
Daming secara terbuka sudah meminta maaf dan mengaku khilaf atas pernyataannta dalam uji kelayakan dan kepatutan. Ia berdalih, ucapannya tidak terkontrol karena mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang menguras energi.
Akhirnya, pangggung uji kelayakan dan kepatutan calon hakim agung bagi Daming seperti menjadi penutup karir hakim yang telah dirintisnya selama 24 tahun. Namun di sisi lain, insiden Daming kenyataannya menjadi panggung terbuka bagi politikus untuk mendulang empatii dan simpati dari publik. [mdr]
http://nasional.inilah.com/read/detail/1947714/insiden-daming-dan-panggung-politikus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar