Berbagi Pengetahuan

Blog ini dibuat sebagai kliping media.

Semoga bermanfaat

Minggu, 12 Februari 2012

Ada Agenda Kacaukan Negara

Monday, 13 February 2012
Image

Sejumlah anggota polisi dan TNI melakukan penjagaan di sekitar perbatasan Desa Oloboju dan Watunonju, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kemarin.


JAKARTA – Berbagai kerusuhan di sejumlah wilayah Tanah Air belakangan ini menunjukkan ketidakberdayaan Polri dalam mengantisipasi pergerakkan massa ke arah anarkistis.

Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari berpendapat, tidak jalannya komunikasi internal membuat polisi dipermainkan pihak-pihak yang sengaja memiliki agenda khusus untuk mengacaukan negara.

Menurut politikus PDIP ini, komunikasi yang tidak jalan ini membuat Polri seakan- akan lemah. Padahal, sebetulnya polisi memiliki deteksi yang tidak jelek-jelek amat. ”Tapi informasi dari intelijen kadang tidak ditindaklanjuti oleh Reskrim, Brimob atau divisi lain sehingga informasi itu menjadi percuma,” ujar Eva kepada SINDOdi Jakarta kemarin. Pihak ini juga sangat mengetahui kelemahan polisi sehingga dengan mudah polisi dibuat seperti tak bisa berbuat apa-apa.

Selain itu, berbagai insiden ini juga disebabkan hilangnya wibawa negara. Pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan, lembaga di Indonesia terkesan berjalan sendiri-sendiri.Tidak ada sinergi yang bisa mengantisipasi pergolakan sosial di Tanah Air sehingga setelah adanya informasi dari intelijen, lembaga dan instansi pemerintah yang seharusnya bergerak bersamaan justru tidak melakukan itu. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengibaratkan Polri sebagai keranjang sampah berbagai masalah di Tanah Air. Polri kerap menjadi sasaran tembak dalam hal persoalan sosial kemasyarakatan.

Menurut dia, persoalan sosial adalah masalah negara yang harus diselesaikan bersama, lintas lembaga.”Kita mengedepankan instansi lintas sektoral untuk menyelesaikan persoalan konflik sosial,” imbuhnya. Diketahui, beberapa waktu belakangan bentrok antarwarga kembali terjadi. Pada Sabtu (11/2), bentrok antarwarga Desa Oloboju dan Desa Watunonju, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengakibatkan satu warga tewas. Bentrokan juga membuat belasan orang terluka dan empat rumah rusak.

Sekitar 400 aparat gabungan TNI dan Polri kemarin menjaga ketat lokasi bentrok pascatawuran antarwarga. Komandan Kodim 1306 Donggala Letnan Kolonel (Inf) Rudy Wahyudiono mengatakan, pihaknya hanya membantu pengamanan pascabentrok hingga situasi aman. Penjagaan diperketat menyusul adanya isu bentrok susulan. Bentrok yang melibatkan dua ormas besar juga pecah Sabtu (11/2) malam di Desa Luwus,Tabanan, Bali. Akibatnya, sebuah rumah dan dua mobil dirusak massa.

Dari penyelidikan polisi, bentrok itu dipicu kecemburuan salah satu ormas yang tidak diundang dalam pesta minuman keras di rumah tokoh salah satu ormas. Kapolres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono menyatakan, tidak ada korban akibat bentrokan itu dan situasi di lokasi sudah kondusif.”Namun pasukan masih kita siagakan di lapangan untuk mengantisipasi bentrok susulan,”katanya. Sebelumnya bentrok antarwarga terjadi di Desa Pelauw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (10/2).Akibat bentrokan,enam warga tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka.

Selain itu, sedikitnya 300 rumah warga hangus terbakar. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Maluku AR Uluputty menyesalkan rumor yang berkembang di tengah masyarakat bahwa bentrok mengakibatkan puluhan warga meninggal. ”Itu isu yang tidak bertanggung jawab karena yang meninggal hanya enam orang,”tegasnya.Kabid Humas Polda Maluku AKBP Johanis Huwae juga membantah adanya penemuan puluhan mayat dalam sebuah rumah yang terbakar saat terjadi bentrokan. krisiandi sacawisastra/ miftachul chusna/ant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar